Senin, 04 Februari 2019

Saya Sukses Menulis:

Perkenalkan nama saya Muiz Abdulloh Bin Nahdudin. Mahasiswa di IAI-ALAZIS semester 2. Fakultas Dakwah prodi KPI.Hobi saya menulis fiksi...juga aktif menjahit pakaian  robek.di kalangan masyarakat Haurgeulis, aktifitas sehari-hari ketika ada di Mahad saya sebagai juru kamera ketika pimpinan menerima tamu khusus.

Kesan-kesan saya selama berkuliah di IAI-ALAZIS sangat menyenangkan, memiliki teman-teman baru yang rupanya sepantaran dengan anak-anak saya. Disini saya yang senior tidak merasa tua sama sekali. Dosen-dosen pembimbingnya semua berkompeten dengan bidangnya, saya bersyukur oleh Allah SWT. diberi kekuatan pikiran dan ilmu sehingga bisa mengikuti perjalanan yang sangat panjang ini.Alhamdulillahi Robbil-A`lamiin

1 komentar:

  1. Memaknai Jambu dalam Lirik Lagu

    Pepaya/mangga/pisang/jambu
    Dibawa dari pasar minggu/di sana banyak penjualnya/ dikota banyak pembelinya

    Lirik lagu anak-anak “Pepaya Mangga Pisang Jambu”, yang populer di era 1960-an, belakangan ini kerap dilantunkan oleh Syaykh Al-Zaytun AS. Panji Gumilang. Lagu yang syairnya sangat sederhana itu sesungguhnya memiliki makna yang sangat dalam. Betapa beragamnya jenis buah di Indonesia dengan proses tanam yang sangat mudah. Sayangnya hingga kini dalam hal kemandirian buah saja Indonesia masih jauh dari harapan. Di lapak-lapak buah akan banyak ditemui aneka buah import yang sebenarnya sangat dengan mudah dibudidayakan di Indonesia.

    Nah, dalam menata kemandirian pangan, buah-buahan juga tak luput dari perhatian Al-Zaytun. Berbagai jenis buah ditanam dalam skala cukup luas, satu di antaranya jambu batu biji merah. Untuk mempercepat rencana pembudidayaan jambu batu biji merah ini sejak April diadakan “pembibitan” berupa pencangkokan.

    Pencangkokan ini dilakukan di kebun jambu yang menempati lahan untuk pembangunan Gedung Soekarno. Setiap hari sekitar enam tenaga volunter yang di koordinir oleh Jaelani, relawan Al-Zaytun yang sudah berpengalaman di bidang pertanian - bekerja mencangkok pokok jambu batu biji merah.

    Setiap pekerja ditargetkan mampu mencangkok 50 bibit jambu. Dengan jumlah tenaga enam orang berarti akan dihasilkan bibit jambu sekitar 300 bibit. Sedangkan rencananya Al-Zaytun akan membudidayakan 5000 (lima ribu) pokok jambu. Maka proses pencangkokan ini memerlukan waktu sekitar 20 hari.

    Menurut Jaelani, setelah pencangkokan dua bulan sampai tiga bulan kemudian, bibit jambu siap dipotong dari batangnya karena akarnya sudah banyak. Setelah itu bibit jambu tadi akan diletakan di polybag minimal enam bulan baru siap tanam. Tujuannya untuk menghasilkan bibit jambu yang baik dengan akar yang banyak dan panjang. “Kalau akarnya banyak, panjang, dan kuat kemungkinan untuk hidupnya lebih besar,” kata Jaelani.

    Artinya baru sembilan bulan ke depan atau sekitar Februari atau Maret tahun depan bibit-bibit jambu yang saat ini dicangkok bisa ditanam. Bila dilihat siklus cuaca yang terjadi di Indonesia, pada Februari atau Maret itu merupakan waktu musim hujan dan curah sedang di bandingkan Januari. Sehingga bibit yang ditanam langsung mendapatkan air dan akan mudah tumbuh.

    Rencananya setiap hektar akan dibuat 400 titik tanam. Maka untuk menanam 5000 bibit jambu biji merah memerlukan lahan sekitar 12,5 H. Fantastis! Tak sampai dua tahun bibit jambu yang sudah ditanam ini akan berbuah. Jika satu pokok jambu sekali panen menghasilkan 2 kg saja maka sekali petik akan menghasilkan 10 ton! Sementara jambu tidak hanya sekali petik, dalam sekali musim bisa berkali-kali panen.

    Melihat keseriusan proses pencangkokan, estimasi waktu yang tepat dua atau tiga tahun ke depan civitas Al-Zaytun tak akan kekurangan jambu batu biji merah. Jenis jambu yang sangat baik untuk meningkatkan hemoglobin dalam tubuh. Bahkan dengan perkiraan yang terukur itu Al-Zaytun akan memberikan sumbangsih buah-buahan bagi masyarakat Indonesia, karena akan sangat mungkin hasil panen jambu ini bisa di “eksport” ke luar Al-Zaytun.

    Syair lagu “Pepaya Mangga Pisang Jambu” kemudian sedikit diubah;

    Pepaya/mangga/ pisang/jambu/
    Di bawa dari Al-Zaytun/di sana banyak pohonya/ di sana banyak panennya

    Z. Muiz Abdulloh


    BalasHapus